Laporan praktek kerja lapangan SMK N 11 Muaro Jambi



LAPORAN KEGIATAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
ALUR PELAYANAN KESEHATAN MASYARAKAT
PUSKESMAS SIMPANG SUNGAI DUREN
DI SUSUN SEBAGAI SALAH SATU SYARAT
UNTUK MENEMPUH UJIAN AKHIR SEKOLAH
DAN NASIONAL

DI SUSUN OLEH :
DARMI HAFIZOH PUTRI
NIS : 401100705911
KELAS :
KEPERAWATAN A








PROGRAM STUDI KEAHLIAN KEPERAWATAN
SMKN 11 KABUPATEN MUARO JAMBI
TAHUN AJARAN 2016/2017

HALAMAN PERSETUJUAN
Laporan praktek kerja lapangan yang di susun oleh :

Nama                           : DARMI HAFIZOH PUTRI
NIS                             : 401100705911
Kelas                           : XI Keperawatan A
Instansi                        : Puskemas Simpang Sungai Duren
Tanggal pelaksanaan   : 19 Desember 2016 s/d 26 Januari 2017
Yang Berjudul            : Alur Pelayanan Kesehatan di Puskesmas Simpang Sungai Duren

Telah disetujui dan disahkan pada :
Hari                 :
Tanggal           :

Pembina Lapangan                                                                                Pembina Sekolah


Sumarni, Am. Kep                                                                                      Ulpa Noprida
NIP : 197103011995022001


Diketahui oleh :
Kepala Sekolah
SMK Negeri 11 Muaro Jambi



Yan Febri, S.pd
NIP : 196602101998021001












MOTO PUSKESMAS SIMPANG SUNGAI DUREN


KESEMBUHAN DAN KEPUASAN ANDA ADALAH HARAPAN KAMI















































HALAMAN PERSEMBAHAN

Penulis mempersembahan laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini kepada :

1.      Yan Febri, S.pd selaku Kepala Sekolah yang telah memberikan izin dan membina Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini dengan baik
2.      Ibu Sumarni, Am. Kep selaku Pembina dalam Praktek Kerja Lapngan (PKL) di Puskemas Simpang Sungai Duren
3.      Kedua Orang Tua yang telah banyak meberikan dorongan dan Do’a dalam penyusunan Laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini.
4.       Seluruh Guru dan Karyawan di SMK Negeri 11 Muaro Jambi
5.      Seluruh karyawan dan Perawat di Puskesmas Simpang Sungai Duren
6.      Semua teman di SMK Negeri 11 Kabupaten Muaro Jambi yeng telah memberikan semangat , dukungan serta Do’a sehingga bisa melewati ini semua

















KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr, Wb
Alhamdulillahirobill alamin,
Puji syukur penulis panjatkan Kepada Allah SWT, Yang Telah Melimpahkan Rahmat, Taufik dan Hidayah-Nya sehingga kami dapat Menyelesaikan Laporan (PKL) ini.
Rangkaian ini dapat terlaksana dengan baik dan lancer antara lain tidak lepas dari dukungan dan masukan dari berbagai pihak pembimbing untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1.      Yan Febri, S.pd selaku Kepala Sekolah yang telah memberikan izin dan membina Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini dengan baik
2.      Dr. Eva Elvita Syofyan Selaku Kepala Puskesmas Simpang Sungai Duren
3.      Ibu Sumarni, Am. Kep selaku Pembina dalam Praktek Kerja Lapngan (PKL) di Puskemas Simpang Sungai Duren
4.      Ulpa Noprida S.Pdi selaku Pembimbing dalam Pembuatan Laporan Praktek Kerja Lapangan  (PKL)
5.      Para Staff dan Dewan Guru Sekolah SMK Negeri 11 Muaro Jambi
6.      Segenap tenaga medis dan non medis di Puskesmas Simpang Sungai Duren yang telah memberikan kesempatan kepada Penulis untuk melaksanakan kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL)
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Laporan Praktek ini masih banyak kekurangan oleh karena itu sran dan krikitik yang membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan laporan praktek ini.
Akhirnya penulis berharap semoga laporan praktek ini dapat bermanfaat.
Wassalamualaikum Wr, Wb




































BAB I
PENDAHULUAN
1.1  .  Latar Belakang
Praktek kerja industry adalah pola penyelenggaraan kegiatan pembelajaran melalui jalur pendidikan luar sekolah (Dunia Industri/Dunia Usaha) yang relevan dengan bidang keahlian yang dipilih.
Praktek kerja industry memberikan pengalaman belajar bagi peserta didik untuk mengembangkan kemampuan dalam meberikan pelayanan dasar keperawatan bagi siswa SMK Kesehatan Praktek Industri dilakuakan untuk kompetensi lulusan didukung oleh sarjana yang memadai di sekolah. Sesuai dengan ketentuan dalam praktek kerja di dunia industry (Prakerin) atau Praktek Kerja Lapngan (PKL) dilaksanaka selama
1.2  Tujuan Praktek Kerja Lapangan (PKL)
Adapun tujuan kerja lapangan sebagai berikut :
1.      Mendekatkan siswa dengan dunia praktek yang sesungguhnya sebagai tindak lanjut praktek sekolah.
2.      Memenuhi tuntutan kurikulum.
3.      Mengetahui secara langsung pengaplikasian dari teori yang diperoleh dari bangku sekolah.
4.      Mengenal dan mengetahui secara langsung tentang Puskesmas sebagai salah satu penerapan disiplin dan pengembangan karir
5.      Dapat mengetahui perbandingan antara teori dan ilmu yang diperoleh selama sekolah dengan praktek dilapangan
6.      Meningkatkan hubungan kerjasama antara sekolah dengan Puskesmas
7.      Meningkatkan kedisiplinan dan tanggung jawab dalam kerja
8.      Memperoleh wawasan tentang dunia kerja yang diperoleh di lapangan
9.      Memeberikan kesempatan masuk penempatan kerja
10.  Dapat mengaplikasikan ilmu dan keterampilan yang telah diperoleh pada masa sekolah dan menambah wawasan juga pengalaman.


1.3  Tujuan Penulis Laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL)
Penulisan Laporan Praktek Kerja Lapngan (PKL) ini Penulis Tulis dengan beberapa tujuan sebagai berikut :
1.3.1        Bagi Penyusun
1.      Memberikan Informasi mengenai teknoloigi terbaru atau produk yang dihasilkan oleh dunia kerja
2.      Untuk mengaplikasikan pengetahuan teori dibangku sekolah dalam dunia kerja
3.      Untuk mengukur kemampuan diri sendiri
4.      Memberika informasi tentang dunia kerja
5.      Untuk memenuhi salah satu persyaratan untuk mengikuti Ujian Akhir Sekolah Dan Ujian Nasional
1.3.2        Bagi Sekolah
1.      Sekjolah dan siswa dapat mengidentifikasi diri sendiri seberapa jauh jarak antara praktek sekolah dengan praktek lapangan.
2.      Sekolah dapat melkukan penyempurnaan proses pembelajaran.
3.      Sekolah dapat melakukan penyempurnaan kurikulum
4.      Dapat memberikan gambaran dunia kerja yang sesungguhnya kepada siswa.
5.      Melatioh siswa untuk bertanggung jawab
6.      Melatih siswa agar mandiri dan disiplin
7.      Melatih siswa untuk mengaplikasikan atau mempraktekkan tindakan-tindakan keperawatan yang sesuai teori yang diberikan dari sekolah
8.      Memberikan pengalaman kerja pada siswa.








BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Tinjauan Umum Puskesmas Sungai Duren
·         Sejarah Dan Perkembangan Puskesmas Sungai Duren
·         Luas Kecamatan Jaluko 29.00 km2 yang terdiri dari dataran rendah dan dataran tinggi
·         Luas wilayah kerja Puskesmas simpang sungai duren 10.985 km2 terletak di jalan Jambi Muaro Bulian Km. 17 di Desa Simpang Sungai Duren
v  Batas Wilayah
·         Sebelah utara berbatsan dengan wilayah kerja Puskesmas Penyengat Olak Kecamatan Sekernan Kabupaten Muaro Jambi
·         Sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Kota Baru Kota Jambi
·         Sebelah Selatan berbatasan dengan wil;ayah kerja Puskesmas PAL II Bajubang Kabupaten Muaro Jambi
·         Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Pemayung Kabupaten Batanghari
·         Jumlah penduduk di wilayah Puskesmas simpang Sungai duren sebesar 38.054 data Tahun 2016 dimana jumlah wanita 18.632 Jiwa dan laki-laki sebanyak 19.422 Jiwa.
·         Tahun berdiri Puskesmas Simpang Sungai Duren 1986, simpang Sungai Duren Dekat SMP Negeri I Muaro Jambi, 1994, di jalam Jambi Muaro Bulian Km,17 di Desa Simpang Sungai Duren.
2.2. Visi dan Misi Puskesmas Sungai Duren
Adapun Visi dan Misi Puskesmas Sungai Duren adalah Sebagi berikut :
a.       Visi
Puskesmas dengan layanan Prima menuju Masyarakat sehat
b.      Misi
o   Memberikan pelayanan kesehata prima
o   Meningkatkan kesadaran hidup sehat individu, keluarga, dan masyarakat
o   Meningkatkan mutu serta pelayanan kesehatan yang terjangkau
2.3. Fasilitas Pelayanan
Ø  Rawat jalan
Ø  Pelayanan IGD (24 Jam)
Ø  Poliklinik umum
Ø  Spesialis kebidanan dan kandungan
Ø  Fisioterafi
Ø  Skin care
Ø  Baby Spa
Ø  Radiologi
Ø  Laboratorium
Ø  Ambulance
Ø  Apotik
Ø  Poli Gigi
Ø  Poli KIA
Ø  Poli Gizi
Ø  Poli Lansia
Ø  Gudang obat
Ø  Rawat Inap
2.4. Alur Kerja
Alur pelayanan pasien di Puskesmas Sungai Duren sebagai berikut :
1.      Pergantian shift satu hari dilakukan 3 kali
2.      Pagi Jam               08 : 00 Wib s/d 14 : 00 Wib
3.      Siang Jam             14 : 00 Wib s/d 20 : 00 Wib
4.      Malam Jam           20 : 00 Wib s/d )8 : 00 Wib
2.5. Kegiatan Selama PKL
Tindakan-tindakan yang dilakukan selama PKL di Puskesmas Sungai Duren Sebagai Berikut :
1.      TTV
2.      Anamnesa pasien
3.      Memberikan obat secara injeksi melalui selang infuse
4.      Menyiapkan tempat tidur pasien
5.      Observasi pemasangan infuse
6.      Up infuse
7.      Observasi pemeriksaan fisik
8.      Memasang oksigenasi
9.      Mengganti infuse
10.  Observasi bersalin
11.  Observasi heating
12.  Observasi cara perawatan luka basah
13.  Mencuci tangan bersih
14.  Mencuci tangan steril
15.  Observasi cara perawatan luka kering
16.  Memahami cara pemberian obat secara parenteral
17.  Memahami cara pemberian obat secara oral
18.  Menghitung tetesan infuse
19.  Memindahkan posisi klien
20.  Observasi pemasangan in kateter
21.  Observasi up kateter
22.  Observasi memandikan pasien/bayi
23.  Mengenakan masker
24.  Mengamati cara pemberian kompres
25.  Menimbang berat badan
2.6. Tindakan-tindakan yang dilakukan selama di ruang ini sebagai berikut :
1.      Mengambil data pasien atau sensus pasien
2.      Mengambil buku pendaftaran, kartu berobat ke UGD
3.      Mendata pasien baru di papan informasi sesuai dengan kamar pasien
4.      Melengkapi data-data pasien
5.      Menulis hasil pemeriksaan pada buku sensus rawat jalan dan register untuk pasien yang rawat jalan.
BAB III
PENELITIAN KASUS
A. DEFENISI
Gastritis adalah inflamasi mukosa lambung (Kapita Selekta Kedokteran, 2001)
Gastritis adalah suatu peradangan lokal atau menyebar pada mukosa lambung yang berkembang bila mekanisme protektif mukosa dipenuhi dengan bakteri atau bahan iritan. ( J. Reves, 1999 )
Gastritis adalah peradangan mukosa lambung yang bersifat akut, kronik, difus dan lokal yang disebabkan oleh makanan, obat – obatan, zat kimia, stres, dan bakteri.
B. KLASIFIKASI
Gastritis menurut jenisnya terbagi menjadi 2 (dua), yaitu:
1. Gastritis Akut
Gastritis (inflamasi mukosa lambung) paling sering diakibatkan oleh kesembronoan diit, misalnya makan terlalu banyak, terlalu cepat, makan-makanan yang terlalu banyak bumbu atau makanan yang terinfeksi. Penyebab lain termasuk alcohol, aspirin, fefluks empedu dan terapi radiasi. Gastritis dapat juga menjadi tanda pertama infeksi sistemik akut. Bentuk gastritis akut yang lebih parah disebabkan oleh asam kuat aatu alkali, yang dapat menyebabkan mukosa menjadi ganggren atau perforasi.
2. Gastritis Kronis
Inflamasi yang berkepanjangan yang disebabkan baik oleh ulkus lambung jinak maupun ganas, oleh bakteri H. Pylori . gastritis kronis mungkin diklasifikassikan sebagai Tipe A atau Tipe B. Tipe A ini terjadi pada fundus atau korpus lambung. Tipe B (H. Pylori)mengenai antrum dan pylorus. Mungkin berkaitan dengan bacteria H. Pylori. Faktor diit seperti minuman panas, bumbu penyedap,penggunaan obat, alcohol, merokok atau refluks isi usus kedalam lambung.
C. PATOFISIOLOGI
Bahan-bahan makanan, minuman, obat maupun zat kimia yang masuk kedalam lambung menyebabkan iritasi atau erosi pada mukosanya sehingga lambung kehilangan barrier (pelindung). Selanjutnya terjadi peningkatan difusi balik ion
hidrogen. Gangguan difusi pada mukosa dan penngkatan sekresi asam
lambung yang meningkat / banyak. Asam lambung dan enzim-enzim
pencernaan. Kemudian menginvasi mukosa lambung dan terjadilah reaksi
peradangan. Inilah yang disebut gastritis. Respon mukosa lambung terhadap kebanyakan penyebab iritasi tersebut adalah dengan regenerasi mukosa, karena itu gangguan-gangguan tersebut seringkali menghilang dengan sendirinya.
Dengan iritasi yang terus menerus, jaringan menjadi meradang dan dapat terjadi perdarahan.
Masuknya zat-zat seperti asam dan basa kuat yang bersifat korosif mengakibatkan peradangan dan nekrosis pada dinding lambung (gastritis korosif). Nekrosis dapat mengakibatkan perforasi dinding lambung dengan akibat berikutnya perdarahan dan peritonitis.
Gastritis kronis dapat menimbulkan keadaan atropi kelenjar-kelenjar lambung dan keadaan mukosa terdapat bercak-bercak penebalan berwarna abu-abu atau abu-abu kehijauan (gastitis atropik). Hilangnya mukosa lambung akhirnya akan mengakibatkan berkurangnya sekresi lambung dan timbulnya anemia pernisiosa. Gastritis atropik boleh jadi merupakan pendahuluan untuk karsinoma lambung. Gastritis kronis dapat pula terjadi bersamaan dengan ulkus peptikum atau mungkin terjadi setelah tindakan gastroyeyunostomi.
D. ETIOLOGI
1. Infeksi bakteri. Sebagian besar populasi di dunia terinfeksi oleh bakteri H. Pylori yang hidup di bagian dalam lapisan mukosa yang melapisi dinding lambung. Walaupun tidak sepenuhnya dimengerti bagaimana bakteri tersebut dapat ditularkan, namun diperkirakan penularan tersebut terjadi melalui jalur oral atau akibat memakan makanan atau minuman yang terkontaminasi oleh bakteri ini. Infeksi H. pylori sering terjadi pada masa kanak – kanak dan dapat bertahan seumur hidup jika tidak dilakukan perawatan. Infeksi H. pylori ini sekarang diketahui sebagai penyebab utama terjadinya peptic ulcer dan penyebab tersering terjadinya gastritis. Infeksi dalam jangka waktu yang lama akan menyebabkan peradangan menyebar yang kemudian mengakibatkan perubahan pada lapisan pelindung dinding lambung. Salah satu perubahan itu adalah atrophic gastritis, sebuah keadaan dimana kelenjar-kelenjar penghasil asam lambung secara perlahan rusak. Peneliti menyimpulkan bahwa tingkat asam lambung yang rendah dapat mengakibatkan racun-racun yang dihasilkan oleh kanker tidak dapat dihancurkan atau dikeluarkan secara sempurna dari lambung sehingga meningkatkan resiko (tingkat bahaya) dari kanker lambung. Tapi sebagian besar orang yang terkena infeksi H. pylori kronis tidak mempunyai kanker dan tidak mempunyai gejala gastritis, hal ini mengindikasikan bahwa ada penyebab lain yang membuat sebagian orang rentan terhadap bakteri ini sedangkan yang lain tidak.
2. Pemakaian obat penghilang nyeri secara terus menerus. Obat analgesik anti inflamasi nonsteroid (AINS) seperti aspirin, ibuprofen dan naproxen dapat menyebabkan peradangan pada lambung dengan cara mengurangi prostaglandin yang bertugas melindungi dinding lambung. Jika pemakaian obat – obat tersebut hanya sesekali maka kemungkinan terjadinya masalah lambung akan kecil. Tapi jika pemakaiannya dilakukan secara terus menerus atau pemakaian yang berlebihan dapat mengakibatkan gastritis dan peptic ulcer.
3. Penggunaan alkohol secara berlebihan. Alkohol dapat mengiritasi dan mengikis mukosa pada dinding lambung dan membuat dinding lambung lebih rentan terhadap asam lambung walaupun pada kondisi normal.
4. Penggunaan kokain. Kokain dapat merusak lambung dan menyebabkan pendarahan dan gastritis.
5. Stress fisik. Stress fisik akibat pembedahan besar, luka trauma, luka bakar atau infeksi berat dapat menyebabkan gastritis dan juga borok serta pendarahan pada lambung.
6. Kelainan autoimmune. Autoimmune atrophic gastritis terjadi ketika sistem kekebalan tubuh menyerang sel-sel sehat yang berada dalam dinding lambung. Hal ini mengakibatkan peradangan dan secara bertahap menipiskan dinding lambung, menghancurkan kelenjar-kelenjar penghasil asam lambung dan menganggu produksi faktor intrinsic (yaitu sebuah zat yang membantu tubuh mengabsorbsi vitamin B-12). Kekurangan B-12, akhirnya, dapat mengakibatkan pernicious anemia, sebuah konsisi serius yang jika tidak dirawat dapat mempengaruhi seluruh sistem dalam tubuh. Autoimmune atrophic gastritis terjadi terutama pada orang tua.
7. Crohn’s disease. Walaupun penyakit ini biasanya menyebabkan peradangan kronis pada dinding saluran cerna, namun kadang-kadang dapat juga menyebabkan peradangan pada dinding lambung. Ketika lambung terkena penyakit ini, gejala-gejala dari Crohn’s disease (yaitu sakit perut dan diare dalam bentuk cairan) tampak lebih menyolok daripada gejala-gejala gastritis.
8. Radiasi and kemoterapi. Perawatan terhadap kanker seperti kemoterapi dan radiasi dapat mengakibatkan peradangan pada dinding lambung yang selanjutnya dapat berkembang menjadi gastritis dan peptic ulcer. Ketika tubuh terkena sejumlah kecil radiasi, kerusakan yang terjadi biasanya sementara, tapi dalam dosis besar akan mengakibatkan kerusakan tersebut menjadi permanen dan dapat mengikis dinding lambung serta merusak kelenjar-kelenjar penghasil asam lambung.
9. Penyakit bile reflux. Bile (empedu) adalah cairan yang membantu mencerna lemak-lemak dalam tubuh. Cairan ini diproduksi oleh hati. Ketika dilepaskan, empedu akan melewati serangkaian saluran kecil dan menuju ke usus kecil. Dalam kondisi normal, sebuah otot sphincter yang berbentuk seperti cincin (pyloric valve) akan mencegah empedu mengalir balik ke dalam lambung. Tapi jika katup ini tidak bekerja dengan benar, maka empedu akan masuk ke dalam lambung dan mengakibatkan peradangan dan gastritis.
10. Faktor-faktor lain. Gastritis sering juga dikaitkan dengan konsisi kesehatan lainnya seperti HIV/AIDS, infeksi oleh parasit, dan gagal hati atau ginjal.







BAB IV
ASUHAN KEPERAWATAN PADA
PASIEN DENGAN GASTRITIS
 Pengkajian Kasus
Tanggal/jam Masuk Puskesmas           : 09 Maret 2017
Ruang                                                      : UGD
Diagnose Medis                                      : gastritis
Tanggal Pengkajian                               : 22 Maret 2017
Alamat                                                     : Rt 01 Kel Pijoan

Identitas Klien                                        : Tn. d
Umur                                                       : 25 Tahun
Jenis Kelamin                                         : laki-laki
Agama                                                     : Islam
Suku/Bangsa                                           : Indonesia
Alamat                                                     : Pijoan
Nama                                                       : Tn. m
Pekerjaan                                                : Karyawan Swasta


A. PENGKAJIAN
1. Aktivitas/ istirahat.
Gejala: Kelemahan/ kelelahan.
Tanda: Takhikardi, takipnoe, ( hiperventilasi ).
2. Sirkulasi.
Gejala: Hipotensi, Takhikardi, Disritmia.
Tanda: Kelemahan nadi / perifer, Pengisian kapiler lambat,Warna kulit pucat, sianosis, Kelembaban kulit, berkeringat.
3. Integritas Ego.
Gejala: Faktor stress akut / psikologi, perasaan tidak berdaya.
Tanda: Tanda ansietas, misalnya ; pucat, gelisah, berkeringat, perhatian menyempit.
4. Eliminasi.
Gejala: Perubahan pola defekasi /karakteristik feces.
Tanda: Nyeri tekan abdomen, Distensi abdomen, peningkatan bunyi usus,karakteristik feses ; diare dan konstipasi.
5. Makanan /Cairan.
Gejala: Anorexia,mual, dan muntah, cegukan, tidak toleran terhadap makanan.
Tanda: Muntah, membran mukosa kering, turgor kulit menurun.
6. Neorosensori.
Gejala: Pusing, sakit kepala, terasa berdengung.
Tanda: Status mental, tingkat kesadaran terganggu, cenderung mengantuk, disorientasi, bingung.
7. Nyeri /Kenyamanan.
Gejala: Nyeri digambarkan tajam, dangkal, rasa terbakar, perih
Tanda: Rasa ketidaknyamanan / distres samar-samar setelah banyak makan & hilang setelah minum obat antasida. Nyeri epigastrium kiri menyebar ketengah dan menjalar tembus kepinggang 1-2 jam setelah makan ( ulkus peptik ). Nyeri epigastrium kanan ± 4 jam setelah makan dan hilang setelah diberi antasida ( ulkus doudenum). Faktor pencetus, makanan, rokok, alkohol penggunaan obat tertentu. Stress psikologis.
8. Keamanan.
Gejala: Alergi terhadap obat.
Tanda: Peningkatan suhu.
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNGKIN TIMBUL
1. Perubahan kenyamanan; Nyeri akut berhubungan dengan iritasi mukosa gaster.
Tujuan jangka pendek : Pasien mengatakan rasa nyeri berkurang.
Tujuan jangka panjang : Tidak terjadi iritasi berlanjut.
Intervensi:
a.       Puasakan pasien pada 6 jam pertama.
b.      Berikan makanan lunak sedikit demi sedikit dan beri minum yang hangat.
c.       Identifikasi dan batasi makanan yang menimbulkan ketidaknyamanan.
d.      Observasi keluhan nyeri, catat lokasi, lamanya, intensitasnya, ( skala 0-10 ), serta perubahan karakteristik nyeri.
Rasionalisasi.
a.       Mengurangi inflamasi pada mukosa lambung.
b.      Dilatasi gaster dapat terjadi bila pemberian makan terlalu cepat setelah
periode puasa.
c.       Dapat menyebabkan distres pada bermacam-macam individu / dispepsia.
d.      Perubahan
karakteristik nyeri dapat menunjukan penyebaran penyakit /
terjadinya komplikasi.
2. Pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan Anorexia.
Tujuan jangka pendek : Pemasukan nutrisi yang adekuat.
Tujuan jangka panjang : Mempertahankan BB tetap seimbang.
Intervensi:
a.       Buat program kebutuhan nutrisi harian & standar BB minimum.
b.      Berikan perawatan mulut sebelum & sesudah makan.
c.       Monitor aktivitas fisik dan catat tingkat aktivitas tersebut.
d.      Hindari makanan yang menimbulkan gas.
e.       Sediakan makanan dengan ventilasi yang baik, lingkungan yang menyenangkan,
dengan situasi yang tidak terburu-buru.
Rasionalisasi.
a.       Sebagai acuan dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi pasien.
b.      Memberikan rasa nyaman pada mulut dan dapat mengurangi rasa mual.
c.       Membantu dalam mempertahankan tonus otot dan berat badan juga untuk
mengontrol tingkat pembakaran kalori.
d.      Dapat mempengaruhi nafsu makan / pencernaan dan membatasi masukan nutrisi.
e.       Lingkungan yang mennyenangkan dapat menurunkan stress dan lebih kondusif untuk
makan.
3. Ansietas tahap sedang berhubungan dengan perubahan status kesehatan.
Tujuan jangka pendek : Pasien dapat mendiskusikan permasalahan yang
dihadapinya.
Tujuan jangka panjang : Pasien dapat memecahkan masalah dengan menggunakan sumber yang efektif.
Intervensi
a.       Observasi respon fisiologis, mis : takipnoe, palpitasi, pusing.
b.      Catat petunjuk perilaku, mis : gelisah, midah tersinggung.
c.       Dorong pernyataan takut dan ansietas, berikan respon umpan balik.
d.      Berikan lingkungan yang tenang untuk beristirahat.
e.       Berikan tekhnik relaksasi, mis: latihan nafas dalamdan bimbingan imaginasi.
f.       Bantu pasien untuk mengidentifikasi dan melakukan koping positif.

Rasionalisasi
a.       Dapat menjadi indikasi derajat ansietas yang dialami pasien.
b.      Indikator derajat ansietas.
c.       Membuat hubungan therafiutik, membantu pasien untuk menerima perasaan dan
menurunkan ansietas yang tidak perlu tentang ketidak tahuan.
d.      Memindahkan pasien dari stresor luar dan meningkatkan relaksasi, juga dapat
meningkatkan ketrampilan koping.
e.       Cara relaksasi dapat membantu menurunkan takut dan ansietas.
f.       Perilaku yang berhasil dapat menguatkan pasien dalam menerima ansietas,
meningkatkan rasa pasien terhadap kontrol diri dan memberikan
keyakinan.



BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Gastritis atau lebih dikenal sebagai magh berasal dari bahasa yunani yaitu gastro, yang berarti perut/lambung dan itis yang berarti inflamasi/peradangan. Gastritis bukan merupakan penyakit tunggal, tetapi terbentuk dari beberapa kondisi yang kesemuanya itu mengakibatkan peradangan pada lambung. Biasanya, peradangan tersebut merupakan akibat dari infeksi oleh bakteri yang sama dengan bakteri yang dapat mengakibatkan borok di lambung yaitu Helicobacter pylori.
Gastritis biasanya terjadi ketika mekanisme pelindung ini kewalahan dan mengakibatkan rusak dan meradangnya dinding lambung.
Gastritis yang terjadi tiba – tiba (akut) biasanya mempunyai gejala mual dan sakit pada perut bagian atas, sedangkan gastritis kronis yang berkembang secara bertahap biasanya mempunyai gejala seperti sakit yang ringan pada perut bagian atas dan terasa penuh atau kehilangan selera. Bagi sebagian orang, gastritis kronis tidak menyebabkan apapun.
Pada gastritis akut zat iritasi yang masuk ke dalam lambung akan mengiitasi mukosa lambung. Sedangkan pada gastritis kronik disebabkan oleh bakteri gram negatif Helicobacter pylori. Bakteri patogen ini (helicobacter pylori) menginfeksi tubuh seseorang melalui oral, dan paling sering ditularkan dari ibu ke bayi tanpa ada penampakan gejala (asimptomatik).
4.2   Saran
               Dengan di susunnya makalah ini mengharapkan kepada semua pembaca agar dapat menelaah dan memahami apa yang telah tertulis dalam makalah ini sehingga sedikit banyak bisa menambah pengetahuan pembaca. Di sampin itu ami juga mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca sehingga kami  bisa berorientasi lebih baik pada makalah kami selanjutnya





DAFTAR PUSTAKA

Baughman, Diane C. (2000). Keperawatan Medikal-Bedah ; Buku Saku untuk Brunner dan Suddarth, EGC, Jakarta.
Crowin, Elizabeth J. 2002. Patofisiologi. Jakarta: EGC.
Doenges, Marilyn E. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan Edisi 3. Jakarta: EGC.
Mansjoer, Arief. (1999). Kapita Selekta Kedokteran, Edisi 3, Media Aesculapius; Jakarta
Smeltzer, Suzanne C. 2002. Keperawatan Medikal Bedah Vol. 1. Jakarta: EGC.












Comments

Popular posts from this blog

kitab aljamiusshoghir

asal-usul kelurahan jambi kecil

Sejarah Desa Niaso